| GUNAKAN SKIN YANG SEDERHANA. | <div style='background-color: none transparent;'> <a href='http://www.rsspump.com/?web_widget/rss_ticker/news_widget' title='News Widget'> News Widget </a> </div> | Selamat datang, Ahlan wa sahlan... semoga informasi yang ada di blog sederhana ini bermanfaat dan membawa berkah. Amin. Terima kasih atas kunjungannya, semoga anda tidak bosan...

Trending Topic

class="tr_bq">

Lelaki yang Hendak Menipu Tuhan


Setiap kali Rasulullah bercerita, para Sahabat selalu antusias untuk mendengarkannya. Rasulullah Saw adalah seorang pencerita yang baik. Setiap kata yang dikeluarkan dari mulutnya adalah kebenaran, meskipun diselingi dengan canda tawa. Ini tak lain agar para sahabat tertarik dan secara tidak langsung belajar tentang keimanan dan ajaran Islam dari kisah-kisah penuh hikmah.
Dalam buku Canda Bersama Rasulullah (Isnaeni Fuad), salah satu cerita yang pernah dikisahkan Rasulullah Saw dalam suatu majelis adalah kisah tentang orang bodoh yang hendak menipu Tuhannya dalam suatu pengadilan di akhirat. Diriwayatkan dari Anas bin Malik RA, “Suatu ketika kami bersama Rasulullah. Sambil tersenyum, beliau lalu berkata, ‘Tahukah kalian mengapa aku tersenyum?’ Kami pun menjawab, ‘Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui.’
Kemudian beliau bercerita kepada kami tentang seseorang yang berdialog dengan Tuhannya. Orang itu berkata, ‘Ya Allah, apakah aku bisa diselamatkan dari kezaliman?’ Allah menjawab, ‘Ya, (kamu bisa diselamatkan dari kezaliman).’
Selanjutnya, orang tadi pun berkata, ‘Jika demikian, aku tidak akan memperkenankan seseorang menjadi saksi atas diriku, kecuali aku sendiri.’

Allah menjawab, ‘Baiklah kalau begitu. Cukup kamu sendiri yang menjadi saksi terhadap dirimu dan para malaikat juga mencatat sebagai saksi.’
Lalu, mulut orang itu dibungkam, tak dapat berbicara sama sekali. Selanjutnya, diperintahkan kepada anggota badannya yang lain untuk berbicara. Anggota-anggota badannya patuh dan mereka berbicara dengan mengemukakan kesaksian masing-masing. Setelah itu, orang itu dipersilakan untuk mempertimbangkan kesaksian yang diberikan oleh anggota badannya sendiri.
Orang itu lantas berkata kepada badannya, ‘Pergilah kamu! Celaka kamu. Dahulu aku selalu berusaha dan berjuang untukmu.’
Rasulullah Saw tersenyum dan para sahabat pun tertawa mendengar kisah orang yang bermaksud menipu Tuhan dengan kebodohannya. Orang itu telah berbuat dosa. Ketika diadili dalam suatu pengadilan akhirat dengan seadil-adilnya, ia hanya ingin yang menjadi saksi perbuatannya adalah dirinya sendiri, bukan orang lain. Ia mengira, ia akan ‘selamat’ dari hukuman akibat perbuatan dosanya. Maka ketika Allah pun memperkenankan dirinya sendiri menjadi saksi, mulutnya dibungkam. Sedangkan anggota tubuhnyalah yang berbicara, menjadi saksi atas segala tingkah laku yang pernah dilakukannya di dunia. Anggota tubuhnya berkata dalam kebenaran, dan tentu saja orang itu pun tak bisa lepas dari jerat hukuman pengadilan akhirat yang sangat adil. Seringkali kita lihat, seseorang lolos dari pengadilan dunia yang penuh tipu daya, maka pengadilan akhirat adalah sebuah tempat di mana keadilan Tuhan melingkupi segala sesuatu. Tidak ada orang yang dirugikan.
Kisah seperti ini memang sengaja disampaikan Rasulullah Saw untuk mengingatkan para sahabat akan hikmah yang tersembunyi di balik firman Allah:
“Pada hari ini Kami tutup mulut mereka; tangan mereka akan berkata kepada Kami dan kaki mereka akan memberikan kesaksian terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan: (QS. Yaasiin : 65).
Subhanallah, kita pun belajar banyak hal. Meskipun disampaikan dengan santai dan kadang terselip canda tawa, cara yang disampaikan Rasulullah sungguh unik dan luar biasa. Di balik kisah-kisah tersebut, Rasulullah seperti hendak mendidik dan memantapkan keimanan, bukan sekedar gurauan belaka yang tanpa makna.
Mungkin, dari kisah sederhana ini, Taufiq Ismail melalui Chrisye pun terinspirasi untuk melanjutkan syair perenungannya tentang kehidupan
“Akan datang hari. Mulut dikunci. Kata tak ada lagi. Akan tiba masa. Tak ada suara. Dari mulut kita. Berkata tangan kita. Tentang apa yang dilakukannya. Berkata kaki kita. Kemana saja dia melangkahnya. Tidak tahu kita. Bila harinya, tanggung jawab tiba.
Rabbana. Tangan kami. Kaki kami. Mulut kami. Mata hati kami. Luruskanlah. Kukuhkanlah. Di jalan cahaya. Sempurna. Mohon karunia. Kepada kami. Hamba-Mu yang hina.”
Aamiin. Wallahu A’lam Bish Shawab. [i@R]