"Demi matahari dan sinarnya di pagi hari, demi bulan apabila mengiringinya, demi siang apabila menampakannya, demi malam apabila menutupinya (gelap gulita), demi langit serta pembinaannya (yang menakjubkan), demi bumi serta penghamparannya, demi jiwa serta penyempurnaan (ciptaan) Nya, maka dia mengilhamkan kepadanya jalan kejahatan dan ketakwaannya, sungguh beruntung orang yang menyucikan (jiwa itu), dan sungguh rugi orang yang mengotorinya.."(QS. Asy-Syams :1-10)
Suatu hari seorang anak bertanya pada ibunya, “ Ibu, ceritakan aku tentang matahari?”. Dengan lembutnya sang ibu bercerita,
“Matahari merupakan sebuah karunia yang Allah berikan kepada makhluk hidup tidak hanya di dunia ini saja tapi juga kepada seluruh alam semesta. Kehadirannya membawa peran penting dalam keberlangsungan hidup. Di pagi hari ia bersinar di ufuk timur memberi kehangatan dan energy kepada yang menerima sinarnya untuk memulai aktifitas. Matahari yang cerah menyinari setiap sudut di bumi sehingga dunia terlihat begitu indah dengan warna-warni kehidupannya. Dengan sinarnya tumbuhan hijau dapat berfotosintesis sehingga mampu menghasilkan bahan makanan yang sangat dibutuhkan oleh makhluk hidup terutama manusia. Dengan sinarnya manusia dan makhluk hidup lain dapat berinteraksi satu sama lain, melihat wajah saudara, teman dan sahabat, dapat tumbuh semakin dewasa seiring dengan pengalaman-pengalaman hidup yang ia rasakan. Di siang hari ketika matahari bersinar terik, sinarnya yang panas membuat manusia merasakan kehausan sehingga dapat merasakan nikmatnya melepas dahaga dengan seteguk air. Di sore hari ketika matahari akan terbenam di ufuk barat, ia menampilkan pemandangan yang cantik berwarna merah jingga. Ketidakhadirannya di malam hari memberi kesempatan kepada seluruh makhluk untuk beristirahat melepas lelah setelah beraktifitas sepanjang hari.”
Sang anak lalu bertanya, “Ibu, apakah ketika malam hari matahari berhenti bersinar?”. Sang ibu menjawab, “ Anakku, sesungguhnya matahari tak pernah berhenti bersinar. Ketika ia tidak menyinari bagian bumi yang satu, sesungguhnya ia sedang menyinari bagian bumi yang lain.” Sang anak kembali bertanyal,”Bagaimana bila matahari sudah tidak mampu lagi bersinar?”.
Sang ibu diam sejenak..
“Anakku, bila matahari sudah berhenti bersinar maka tidak akan ada lagi kehidupan di dunia ini. Semua makhluk hidup akan merasa sangat kehilangan karena sesuatu yang sangat penting bagi mereka telah hilang. Mereka akan mati karena kebutuhan mereka tidak terpenuhi yaitu kebutuhan akan cahaya. Meskipun matahari sudah berhenti bersinar, namanya akan selalu diingat oleh makhluk hidup dimanapun karena manfaat yang begitu besar yang sudah dia berikan kepada seluruh makhluk hidup di dunia ini”
“Bu, aku ingin menjadi seperti matahari yang bisa memberi manfaat kepada banyak orang” ujar sang anak. Sambil mengecup kening anaknya, sang ibu berkata, “Tentu anakku. Saat ini pun kau telah menjadi matahari di hati ibu". [sumber]
1 comment :
Skali kali aku mampir mrene lagh
salam Santri Indigo Cilacap.
Post a Comment