Mampukah The 99 Bersaing di Pasaran Komik ?
Alkisah, seorang dokter bernama Ramzi Razeem berkeliling dunia bertahun-tahun mencari 99 permata yang disembunyikan Kaum Huras dan diyakini memiliki kekuatan yang maha dahsyat. Dalam pencariannya itu, Ramzi menemukan kelompok awal Superhero - pria, wanita dan anak-anak yang dengan caranya masing-masing menemukan dan memiliki permata-pertamata yang telah lama hilang itu. Merekalah The 99, kelompok superhero itu dan pemilik masa kini.
****
Bosan dengan kisah komik Batman, Superman, Spiderman, X-Man, Kungfu Boy, Dragon Ball, dan Power Rangers ? Kini, ada alternatif komik yang baru-baru ini diluncurkan dengan mengusung konsep baru, The 99. Dengan pangsa pasar pembaca dari usia 20 - 23 tahun, The 99 siap bersaing dengan komik-komik lainnya.
PT Kreasi Imaji Sakti meluncurkan komik superhero baru yang formatnya berbeda dari superhero-superhero yang sudah ada (barat dan Jepang). Komik dengan title The 99 ini diilhami dari kultur dan budaya Islam, dengan mengambil nama dari 99 asma Allah SWT. Komik ini berasal dari Kuwait dan akan beredar setiap bulannya. "Bisa dikatakan komik The 99 yang terbit 5 September lalu, merupakan alternatif bacaan bagi generasi muda Indonesia," ucap Sigit Widodo, pemimpin redaksi The 99.
Menurut Sigit, yang juga didampingi Yudha Kartohadiprojo, pada saat peluncuran komik The 99 awal September lalu, meski karakter para tokoh utama komik superhero ini berdasarkan 99 asma Allah atau Asmaul Husna, yang merupakan salah satu ajaran agama Islam, cerita komik ini bukan tentang agama tetapi cerita yang universal, yang bisa diterima semua kalangan.
"Yang membedakannya dari tokoh superhero yang sudah ada, tokoh-tokoh dari The 99 berasal dari beberapa negara, tiap superhero memiliki keunikan tersendiri, dan hanya memiliki satu kekuatan bukan banyak kekuatan. Dan sebagai manusia, meski superhero, para tokoh juga memiliki kelemahan karena kesempurnaan itu hanya milik Allah semata. Kekuatan para superhero ini kalau tidak bisa diatur dengan baik bisa menjadi kelemahan mereka," Sigit menambahkan.
Karakter-karakter The99 diciptakan oleh Naif Al-Mutawa, seorang Ph.D bidang psikologi dan master bidang manajemen, yang juga dikenal sebagai penulis. Pria asal Kuwait yang sejak kecil sudah menjadi kutu buku ini memimpikan tampilnya superhero-superhero dari dunia Islam. Di Kuwait sendiri, komik ini diterbitkan tahun lalu (Juni 2006) dan sudah terbit 12 komik. Jalan cerita The 99 berbasis tim dan melibatkan kelompok karakter yang mampu melakukan pemecahan masalah dan pembelajaran. "Karena itulah, komik ini tidak hanya menghibur tetapi juga ada pendidikan didalamnya. Di Indonesia, sebagai salah satu komunitas muslim terbesar, khusus untuk itu, kami optimis komik ini diterima publik," kata Pemimpin Usaha PT Kreasi Imaji Sakti, Yudha Kartohadiprojo.
Sesuai dengan konsepnya, para tokoh The 99 mendapat julukan berdasarkan Asmaul Husna. Misalnya, Jabbar (Sang Perkasa), Noora (Sang Cahaya), Soora (Sang Pengatur), Daar (Sang Penderitaan), Mumita (Sang Penghancur), Fatah (pemuda Indonesia, Sang Pembuka), Jami (Sang Penyusun), Hadya (Sang Penuntun) dan Widad (Sang Cinta).
Dengan tampilan grafis ala superhero yang didesain oleh Marvell, The 99 diharapkan mampu mengisi pasar komik yang telah ada di Indonesia. Apakah The 99 akan mampu menggusur komik-komik superhero yang telah lebih dulu mengisi hati para pembaca komik, memang masih perlu dibuktikan. Namun patut diacungi jempol untuk penerbitan ini, karena ini merupakan hal baru dalam dunia komik di Indonesia. Selamat datang The 99.(Indjul/Alvin/her)
di
8:10 PM
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
No comments :
Post a Comment