Total anggaran dua kegiatan di tanggal 16-17 Agustus itu sekitar Rp 9.841.289.800
Hari Ulang Tahun RI yang akan dirayakan oleh Istana Kepresidenan untuk tahun 2012, akan menghabiskan anggaran dalam bentuk Harga Perkiraan Sendiri (HPS) sebesar Rp 7.830.134.700.
"Ini sungguh-sungguh luar biasa, dan fantastis hanya untuk sebuah acara seremonial kenegaraan," kata Kordinator Investigasi Dan Advokasi Fitra, Uchok Sky Khadafi, di Jakarta, Selasa (14/8).
Padahal, menurut dia, seharusnya kemerdekaaan yang dirayakan tidak lagi dicederai oleh anggaran negara, yang hanya dinikmati oleh pejabat publik.
Sebab Indonesia masih belum bebas dari jeratan utang, diakibatkan salah satunya pembelian pesawat kepresidenan dengan utang luar negeri, dan fakta masih banyak orang miskin lantaran sumber daya alam masih dikuasai oleh elit politik.
Uchok menjelaskan, dari anggaran sebesar Rp 7,8 miliaran itu, alokasi anggaran yang paling banyak adalah untuk pengadaan suvenir sebesar Rp 1,7 miliar, sewa pemakaian AC Standing Floor, Misting Fan, Cooling Fan, CCTV dan Camera Shooting sebesar Rp 1,1 miliar.
Lalu sewa pemasangan dan pembongkaran tenda, plampang (flooring), kursi dan meja sebesar Rp 829 juta, dan pekerjaan pembuatan dekorasi rangkaian bunga berikut pembongkarannya sebesar Rp 818 juta.
Dana Rp 7,8 miliar itu juga akan dihabiskan untuk Pengadaan Pakaian Sipil Lengkap (PSL) pejabat teras, pejabat eselon III dan IV, dan pegawai/petugas perbantuan sebesar Rp 778 juta; sewa pemakaian sistem tata suara (Sound System) sebesar Rp 629 juta, penyediaan makanan dan minuman sebesar Rp 440 juta, dan pekerjaan pengadaan jamuan sebesar Rp 180 juta.
"Dengan adanya anggaran makanan dan minuman ini barangkali sudah mencukupi. Kalaupun ada sumbangan makanan atau minuman dari luar, kami yakin pihak istana, tidak akan mau menerima sumbangan makanan ataupun minuman," kata Uchok menyindir.
Bukan hanya untuk tujuh jenis pengadaan di atas, dana Rp 7,8 miliar akan juga digunakan untuk pembuatan, pemasangan dan pembongkaran baliho dalam rangka HUT Ke-67 Kemerdekaan RI sebesar Rp 431 juta.
Pengadaan bendera dan umbul-umbul sebesar Rp.241 juta, pemasangan rak CCTV, pembuatan sketsel dan dinding partisi gudang sponsor sebesar Rp. 241 juta, dan pengadaan barang cetakan Rp 186 juta.
"Uang negara pun digunakan untuk membikin dinding partisi gudang sponsor," ujar Uchok.
Sebelumnya, Fitra melansir data uang negara yang akan dan atau sedang dihabiskan, untuk menyambut kedatangan Presiden SBY dalam pidato kenegaraan 16 Agustus, di Gedung DPR yang berkisar lebih dari Rp 2 miliar.
Uang itu akan dihabiskan untuk perbaikan dan renovasi gedung DPR untuk menyambut pidato kenegaraan Presiden SBY sebesar Rp 728.135.100.
Lalu kegiatan paripurna DPR yang diisi pidato kenegaraan Presiden RI, dalam rangka penyampaian RAPBN 2012 dengan dana Rp 699.050.000.
Selanjutnya kegiatan rapat paripurna DPR RI dengan agenda mendengarkan pidato kenegaraan Presiden dalam rangka HUT RI dengan dana Rp583.970.000.
Total anggaran dua kegiatan di tanggal 16-17 Agustus itu sekitar Rp 9.841.289.800.
Apabila diasumsikan merenovasi ruang kelas SD rusak yang banyak dikeluhkan di seluruh negeri sekitar Rp 100 juta per unit, maka anggaran itu bisa menyelamatkan 98 ruang belajar anak-anak Indonesia.
Menurut data Kementerian ESDM, subsidi negara untuk bensin sebesar Rp 3.900 perliter, dan kerap dianggap beban berat oleh pemerintah.
Dengan dana perayaan dua hari itu, ekivalen dengan subsidi sekitar 2,5 juta liter bensin untuk rakyat biasa.
Hari Ulang Tahun RI yang akan dirayakan oleh Istana Kepresidenan untuk tahun 2012, akan menghabiskan anggaran dalam bentuk Harga Perkiraan Sendiri (HPS) sebesar Rp 7.830.134.700.
"Ini sungguh-sungguh luar biasa, dan fantastis hanya untuk sebuah acara seremonial kenegaraan," kata Kordinator Investigasi Dan Advokasi Fitra, Uchok Sky Khadafi, di Jakarta, Selasa (14/8).
Padahal, menurut dia, seharusnya kemerdekaaan yang dirayakan tidak lagi dicederai oleh anggaran negara, yang hanya dinikmati oleh pejabat publik.
Sebab Indonesia masih belum bebas dari jeratan utang, diakibatkan salah satunya pembelian pesawat kepresidenan dengan utang luar negeri, dan fakta masih banyak orang miskin lantaran sumber daya alam masih dikuasai oleh elit politik.
Uchok menjelaskan, dari anggaran sebesar Rp 7,8 miliaran itu, alokasi anggaran yang paling banyak adalah untuk pengadaan suvenir sebesar Rp 1,7 miliar, sewa pemakaian AC Standing Floor, Misting Fan, Cooling Fan, CCTV dan Camera Shooting sebesar Rp 1,1 miliar.
Lalu sewa pemasangan dan pembongkaran tenda, plampang (flooring), kursi dan meja sebesar Rp 829 juta, dan pekerjaan pembuatan dekorasi rangkaian bunga berikut pembongkarannya sebesar Rp 818 juta.
Dana Rp 7,8 miliar itu juga akan dihabiskan untuk Pengadaan Pakaian Sipil Lengkap (PSL) pejabat teras, pejabat eselon III dan IV, dan pegawai/petugas perbantuan sebesar Rp 778 juta; sewa pemakaian sistem tata suara (Sound System) sebesar Rp 629 juta, penyediaan makanan dan minuman sebesar Rp 440 juta, dan pekerjaan pengadaan jamuan sebesar Rp 180 juta.
"Dengan adanya anggaran makanan dan minuman ini barangkali sudah mencukupi. Kalaupun ada sumbangan makanan atau minuman dari luar, kami yakin pihak istana, tidak akan mau menerima sumbangan makanan ataupun minuman," kata Uchok menyindir.
Bukan hanya untuk tujuh jenis pengadaan di atas, dana Rp 7,8 miliar akan juga digunakan untuk pembuatan, pemasangan dan pembongkaran baliho dalam rangka HUT Ke-67 Kemerdekaan RI sebesar Rp 431 juta.
Pengadaan bendera dan umbul-umbul sebesar Rp.241 juta, pemasangan rak CCTV, pembuatan sketsel dan dinding partisi gudang sponsor sebesar Rp. 241 juta, dan pengadaan barang cetakan Rp 186 juta.
"Uang negara pun digunakan untuk membikin dinding partisi gudang sponsor," ujar Uchok.
Sebelumnya, Fitra melansir data uang negara yang akan dan atau sedang dihabiskan, untuk menyambut kedatangan Presiden SBY dalam pidato kenegaraan 16 Agustus, di Gedung DPR yang berkisar lebih dari Rp 2 miliar.
Uang itu akan dihabiskan untuk perbaikan dan renovasi gedung DPR untuk menyambut pidato kenegaraan Presiden SBY sebesar Rp 728.135.100.
Lalu kegiatan paripurna DPR yang diisi pidato kenegaraan Presiden RI, dalam rangka penyampaian RAPBN 2012 dengan dana Rp 699.050.000.
Selanjutnya kegiatan rapat paripurna DPR RI dengan agenda mendengarkan pidato kenegaraan Presiden dalam rangka HUT RI dengan dana Rp583.970.000.
Total anggaran dua kegiatan di tanggal 16-17 Agustus itu sekitar Rp 9.841.289.800.
Apabila diasumsikan merenovasi ruang kelas SD rusak yang banyak dikeluhkan di seluruh negeri sekitar Rp 100 juta per unit, maka anggaran itu bisa menyelamatkan 98 ruang belajar anak-anak Indonesia.
Menurut data Kementerian ESDM, subsidi negara untuk bensin sebesar Rp 3.900 perliter, dan kerap dianggap beban berat oleh pemerintah.
Dengan dana perayaan dua hari itu, ekivalen dengan subsidi sekitar 2,5 juta liter bensin untuk rakyat biasa.
No comments:
Post a Comment