Lagu-lagu Cengeng dan Meluasnya Gejala Sakit Jiwa
Saat ini di republik tercinta sedang terjadi beragam bencana, mulai dari bencana alam, bencana sosial, bencana ekonomi, termasuk bencana psikologis. Ada kekuatan yang ekstra besar yang mendorong masyarakat untuk berperilaku menyimpang, angka bunuh diri semakin tinggi, bahkan anak-anak usia SD. Di sisi lainnya statistik penggunaan narkoba juga tumbuh pesat, seiring dengan makin banyaknya pelaku yang dipenjarakan, bahkan beberapa selebriti top juga kini mendekam di penjara.
Tak heran jika otoritas bidang pemasyarakatan berteriak, jumlah penghuni Lapas sudah melampaui kapasitas, bahkan rencananya tahun ini ada 15.000 orang yang dibebaskan. Hal lain yang membuat perasaan semakin gusar ialah jumlah penghuni rumah sakit jiwa (RSJ) yang semakin berjibun.
Bahkan di jalan-jalan atau pemukiman-pemukiman, orang yang sakit jiwa kini makin banyak yang berkeliaran. Jangan heran, pengidap sakit jiwa itu ada yang baru gejala dan ada yang sudah parah. Nah, tidak ada data pasti berapa persen masyarakat yang mengidap sakit jiwa ringan, sedang dan berat.
Lantas, apa pemicu sakit jiwa itu ? Ternyata pemicu terbesar adalah menyangkut gejolak perasaan, aktivitas hati yang tidak terkendali. Ada kasus yang menimpa seseorang, menjadi sakit hati, tidak mampu mengatasinya dan meradang. Lantas beragam sakit hati dan kekecewaan terakumulasi, akhirnya menjadi kronis. Penyebabnya bisa dipicu oleh beragam bencana seperti yang sudah diuraikan di atas.
Pemicu lainnya adalah karena bermain-main dengan perasaannya sendiri. Perasaan itu sangat peka, halus dan mudah terpengaruh. Maka tak heran jika ada lagu : Jagalah hati jangan kau nodai…. dst. Menodai hati dijaman sekarang sangat gampang, misalnya dengan menonton sinetron yang mengekspolitasi perasaan. Artis dan produser jadi kaya, sedangkan penonton atau masyarakat jadi jengkel, sedih dan marah dengan sebab yang tidak jelas.
Nah, coba anda simak lagu-lagu yang sekarang bermunculan bagai jamur di musim hujan, terutama dari kelompok band atau penyanyi wanita. Diduga hampir 90 persen lagu-lagu tersebut membuat perasaan jadi tersiksa, tak menentu, sedih, gundah, jengkel, dan sebagainya. Kalau lagu tersebut terus-menerus diakses, baik melalui TV, radio, VCD, DVD, MP3, MP4, nada sambung dan sebagainya, lantas apa yang terjadi ? Ya, semakin banyak masyarakat yang sakit jiwa. Saya jadi teringat seorang menteri di jaman Orde Baru yang melarang secara tegas peredaran lagu-lagu cengeng. Memang kebijakannya terkesan arogan dan menghambar kreativitas musisi.
Tapi kalau dipikir secara jernih, ada positifnya juga. Bagaimanapun karya atau kreativitas itu harus memberikan manfaat yang positif bagi masyarakat, setidaknya memberikan pencerahan dan semangat. Jangan hanya mendorong masyarakat untuk selalu bersedih, tertekan, cemburu, dan cinta buta. Bangsa ini butuh motivasi dan pembelajaran, jangan terus-menerus dijerumuskan pada penjajahan hati yang berkepanjangan. Oleh sebab itu, jagalah hati masing-masing, jangan kau kotori, sebab hati itu karunia Illahi.. [sumber]
No comments:
Post a Comment