"Umat Islam akan berdatangan ke Bioskop, bila mengganggu penonton lain laporkan saja ke penjaga keamanan," bunyi pesan dalam poster tersebut.
Poster itu juga secara spesifik diletakan pada studio bioskop yang menayangkan film seperti Batman The Dark Knight Rises, Bourne Legacy, Total Recall, Abraham Lincoln dan Prothemeus. "Penjaga akan tersedia sepanjang hari, jika Anda mengalami perilaku yang tidak dapat diterima, silahkan menghubungi mereka," demikian bunyi isi poster tersebut seperti dikutipThe Copenhagen Post, Selasa (21/8).
Namun, poster itu justru mendapat kritik dari pengunjung bioskop. Melalui Twiiter dan Facebook, Kepala Nordisk Film cinemas, John Tones telah meminta maaf soal poster tersebut. "Saya mengerti pemberitahuan itu disalahpahami, dan saya minta maaf," seloroh dia.
Setelah permintaan maaf itu, seluruh poster akhirnya dicabut. Ton berdalih karyawannya hanya ingin memperingatkan pelanggannya bila suasana bioskop akan lebih ramai seiring perayaan Idul Fitri 1433 H. "Jelas, saya melihat ada hal yang disalahpahami," ujar Ton berkelit.
Ton bersilat lidah jika ia kerap mendapat laporan pada Idul Fitri tahun kemarin, sehingga bioskop memutuskan untuk berjaga sepanjang hari. "Anda tahu, apakah itu Idul Fitri atau hari besar lain, Anda akan melihat sekelompok besar pemuda yang kadang bertingkah berlebihan," sebut Ton seraya membela diri.
Juru Bicara Asosiasi Dialog Muslim, NIhad Hodzic mengatakan poster itu sangat memalukan. Namun, ia tidak melihat poster itu memojokan umat Islam. "Tapi caranya tidak seperti itu untuk mengatasi kebisingan," kata dia.
Ketua Dewan Pemuda Islam Denmark, Natasha al-Hariri, mengatakan berapa banyak umat Islam yang akhirnya enggan mendatangi bioskop. Pengelola bioskop tidak bijak dalam mengeluarkan kebijakan itu. "Kebijakan yang sangat buruk," kritiknya.
Secara terpisah Martin Henriksen, juru bicara Dansk Folkeparti (DF), mengatakan peringatan itu merupakan usaha memberikan layanan terbaik. Usaha itu tidak dimaksudkan membuat orang lain tidak nyaman. "Saya kira peringatan itu sangat bijak," kata dia.
Henriksen mengatakan tidak semua muslim mengubah perilaku mereka selama Ramadhan. Ia menyebut kondisi itu merupakan situasi yang tidak menyenangkan. "Tidak ada nada rasis, tapi memang ada kebutuhan untuk itu," pungkasnya.[sumber]
No comments:
Post a Comment