TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Ada transaksi yang tidak biasa tetapi berlangsung cukup lama berlangsung di Pasar Baru, Jalan Oto Iskandardinata, Bandung, selama beberapa tahun terakhir. Di tempat itu, kerap terjadi transaksi jual-beli menggunakan Ringgit Malaysia. Itu terjadi karena banyaknya wisatawan asal Negeri Jiran yang berbelanja di pasar moderen itu.
Kepala Kantor Bank Indonesia Wilayah VI Jabar-Banten, Lucky Fathul Aziz Hadibrata, mengatakan nilai transaksi antara wisatawan asal Malaysia dan para pedagang Pasar Baru, tergolong tinggi.
"Tapi Ringgit Malaysia yang jadi alat transaksinya, bukan rupiah," kata Lucky, di Kantor Bank Indonesia Wilayah VI Jabar-Banten, Jalan Braga Bandung, Sabtu (7/7/2012).
"Tapi Ringgit Malaysia yang jadi alat transaksinya, bukan rupiah," kata Lucky, di Kantor Bank Indonesia Wilayah VI Jabar-Banten, Jalan Braga Bandung, Sabtu (7/7/2012).
Berdasarkan peraturan, ujar Lucky, transaksi menggunakan ringgit Malaysia adalah hal yang tidak benar dan tidak boleh terjadi. "Di negara mana pun, tidak ada yang bertransaksi menggunakan mata uang negara lain. Misalnya di Singapura, tidak ada transaksi yang menggunakan rupiah. Semuanya menggunakan Dollar Singapura," ujarnya.
Menurut Lucky, terjadinya transaksi menggunakan Ringgit Malaysia di Pasar Baru karena para pedagangnya punya pengetahuan tentang mata uang negeri Jiran tersebut. Hal itulah, menurut Lucky, yang membuat beberapa pedagang di Pasar Baru memilih bertransaksi menggunakan Ringgit. Namun Lucky tidak mengetahui berapa nilai transaksi menggunakan Ringgit Malaysia yang terjadi di Pasar Baru.
Melihat kondisi itu, kata Lucky, sebaiknya transaksi menggunakan Ringgit Malaysia harus dihentikan. Untuk mengantasipasi transaksi menggunakan Ringgit, ujar pria asal Ciamis ini, pihaknya melakukan berbagai upaya.
"Salah satunya, adanya tempat penukaran uang (money changer) resmi di Pasar Baru," ujar Lucky.
Langkah lainnya, ujar Lucky, pihaknya terus menyosialisasikan pelarangan penggunaan Ringgit Malaysia dalam bertransaksi di Pasar Baru. Sosialisasi itu, tambahnya, tidak hanya tertuju pada para wisatawan Malaysia dan biro perjalanannya tetapi juga para pedagangn.
Langkah lainnya, ujar Lucky, pihaknya terus menyosialisasikan pelarangan penggunaan Ringgit Malaysia dalam bertransaksi di Pasar Baru. Sosialisasi itu, tambahnya, tidak hanya tertuju pada para wisatawan Malaysia dan biro perjalanannya tetapi juga para pedagangn.
"Kami harap biro perjalanan memberikan fasilitas penukaran uang bagi masing-masing negara," ujarnya.
Supervisor Retail Pasar Baru, Hein Adolf Wuwungan, mengatakan pihaknya sudah mengimbau para wisatawan asal Malaysia untuk menukarkan Ringgit Malaysia dengan rupiah di money changer yang tersedia di Pasar Baru.
Supervisor Retail Pasar Baru, Hein Adolf Wuwungan, mengatakan pihaknya sudah mengimbau para wisatawan asal Malaysia untuk menukarkan Ringgit Malaysia dengan rupiah di money changer yang tersedia di Pasar Baru.
"Di tempat kami terdapat juga bank yang melayani penukaran uang. Tapi semuanya bergantung pada wisatawannya," kata Adolf.
Adolf mengaku sulit mendeteksi berapa nilai transaksi menggunakan Ringgit Malaysia yang terjadi di Pasar Baru. Meski demikian, Adolf memperkirakan, persentasenya tidak melebihi 5 persen total transaksi. (Tribun Jabar/Erwin)
No comments:
Post a Comment