Sabar artinya menahan diri, tertahan dan mengekang. Sabar bersifat umum karena setiap manusia punya sifat sabar, namun kadangkala ia kalah dengan emosi yang membuat manusia cenderung mengedepankan hawa nafsu dalam bertindak sehingga akan menuai kerugian dan sedikit membawa manusia kepada keberuntungan. Makanya manusia yang punya tingkat kesabaran rendah disebut manusia emosional atau temperamental.
Islam (agama Islam) sangat menganjurkan bagi umatnya untuk berlaku sabar baik dalam perkataan maupun perbuatan. Karena sabar sangat indah bila kita dapat memahami dengan penuh hati dan orang sabar selalu beruntung. Sabar juga bagian dari ciri tinggiya tingkat keimanan seseorang bahkan sebagain ulama mengatakan sabar setengah dari iman, ia selalu ikhlas dalam segala urusan karena apa pun yang Allah berikan pasti yang terbaik bagi dirinya.
“Innallaha ma’ashabiriin” Sesungguhnya Allah bersama orang yang sabar. Ini menandakan bahwa betapa pentingnya kesabaran dalam mengarungi hidup ini, Allah pun selalu bersama dengan orang orang yang sabar, karena manusia yang tidak sabar selalu ditemani oleh syaithan.
Puasa merupakan ajang untuk melatih kesabaran selaian banyak cara yang dapat dilakukan. Puasa mendidik kita untuk hidup sosial dan sederhana. Kita dilatih untuk menahan hawa nafsu sehingga dapat merasakan betapa sengsaranya tidak makan dan minum serta menjaga nilai nilai puasa selama lebih kurang 14 jam. Waktu yang sangat lama dan dilakukan selama 29-30 hari, maka bagi orang yang benar benar melakukannya pasti membuat dia berubah kepada sabar, emosinya akan terkekang selamanya. Kita dibuat miskin selama sebulan dan sama dengan orang miskin lainnya yang setiap hari berpuasa sepanjang tahun.
Adapun cara melatih diri untuk mendapatkan sabar, antara lain:*
1. Mengkikhlaskan niat kepada Allah SWT, bahwa ia semata-mata berbuat hanya untuk-Nya. Dengan adanya niatan seperti ini, akan sangat menunjang munculnya kesabaran kepada Allah SWT.
2. Memperbanyak tilawah (baca; membaca) al-Qur’an, baik pada pagi, siang, sore ataupun malam hari. Akan lebih optimal lagi manakala bacaan tersebut disertai perenungan dan pentadaburan makna-makna yang dikandungnya. Karena al-Qur’an merupakan obat bagi hati insan. Masuk dalam kategori ini juga dzikir kepada Allah.
3. Memperbanyak puasa sunnah. Karena puasa merupakan hal yang dapat mengurangi hawa nafsu terutama yang bersifat syahwati dengan lawan jenisnya. Puasa juga merupakan ibadah yang memang secara khusus dapat melatih kesabaran.
4. Mujahadatun Nafs, yaitu sebuah usaha yang dilakukan insan untuk berusaha secara giat dan maksimal guna mengalahkan keinginan-keinginan jiwa yang cenderung suka pada hal-hal negatif, seperti malas, marah, kikir, dsb.
5. Mengingat-ingat kembali tujuan hidup di dunia. Karena hal ini akan memacu insan untuk beramal secara sempurna. Sedangkan ketidaksabaran (isti’jal), memiliki prosentase yang cukup besar untuk menjadikan amalan seseorang tidak optimal. Apalagi jika merenungkan bahwa sesungguhnya Allah akan melihat “amalan” seseorang yang dilakukannya, dan bukan melihat pada hasilnya. (Lihat QS. 9 : 105)
6. Perlu mengadakan latihan-latihan untuk sabar secara pribadi. Seperti ketika sedang sendiri dalam rumah, hendaklah dilatih untuk beramal ibadah dari pada menyaksikan televisi misalnya. Kemudian melatih diri untuk menyisihkan sebagian rezeki untuk infaq fi sabilillah, dsb.
6. Perlu mengadakan latihan-latihan untuk sabar secara pribadi. Seperti ketika sedang sendiri dalam rumah, hendaklah dilatih untuk beramal ibadah dari pada menyaksikan televisi misalnya. Kemudian melatih diri untuk menyisihkan sebagian rezeki untuk infaq fi sabilillah, dsb.
7. Membaca-baca kisah-kisah kesabaran para sahabat, tabi’in maupun tokoh-tokoh Islam lainnya. Karena hal ini juga akan menanamkan keteladanan yang patut dicontoh dalam kehidupan nyata di dunia.
No comments:
Post a Comment