Kapal Meledak Saat Sedekah Laut di Cilacap

TRIBUNJATENG.COM  CILACAP, - Sedikitnya 17 orang menjadi korban kapal meledak saat penyelenggaraan pesta nelayan Sedekah Laut 2011 di Teluk Penyu, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, Jumat (23/12/2011) siang. Peristiwa yang terjadi di dermaga Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Sentolo Kawat Cilacap ini tak sampai mengganggu prosesi kirab dan pelarungan joleng atau sesaji ke Samudera Hindia yang dihadiri Bupati Cilacap, Tatto S Pamuji.

Keterangan yang dihimpun, kejadian kapal meledak sekitar pukul 10.00. Saat itu, para penonton yang ingin menyaksikan pelarungan joleng di tengah laut bermaksud menumpang kapal nelayan jenis duduk kecil. Musibah terjadi tak lama setelah kru kapal menyalakan mesin.


"Belum lama mesin menyala tiba-tiba meledak. Api menyambar dengan cepat," kata saksi korban, Agus (17) warga Jalan Gunung Batu Cilacap. Agus yang duduk di bagian belakang menderita luka bakar ringan di bagian tangan.

"Laki-laki duduk di belakang, kaum perempuan dan anak duduk di kursi depan," lanjutnya. Dari daftar korban di Rumah Sakit Santa Maria tercatat ada 11 korban laki-laki dan enam perempuan, dua diantaranya anak-anak berusia empat tahun.

Dari pantauan Tribun di ruang perawatan, korban semuanya mengalami luka bakar. Korban yang menderita luka parah, Hadi Suswantio (25), warga Jalan Rinjani Cilacap dirujuk ke RSUD Cilacap karena menderita luka di muka, tangan dan badan.

Saksi korban lainnya, Fidin Anto Mau (15) asal Jalan Gunung Batu Cilacap mengatakan dirinya segera menyeburkan ke dermaga begitu merasa api membakar sebagian rambut kepala sebelah kirinya.

"Yang tidak loncat ditolong pindah ke perahu lainnya," kata Fidin yang mendapatkan rawat jalan.

Menurut Ketua Rukun Nelayan Sentolo Kawat, Saiman, mengatakan kapal nelayan meledak terjadi di areal 70 dermaga TPI Sentolo Kawat. Kata dia, sebelum kapal diberangkatkan nelayan melakukan pengecekan berupa pemeriksaan ketersediaan bahan bakar minyak serta olie.

"Kapal tidak ada masalah sebelumnya. Tiba-tiba saja meledak dan mengenai semua penumpang," kata Saiman ditemui di Rumah Sakit Santa Maria bersama nelayan lainnya.

Menurut Saiman dan nelayan lain, kejadian tersebut baru kalipertama terjadi saat penyelenggaraan prosesi sedekah laut. Ditanya soal sumber ledakan, mereka mengaku keheranan karena tidak mendapati adanya kerusakan pada bagian mesin kapal.

"Genzet kapal masih utuh. Begitu juga dinamo, mesin dan tanki solar tidak ada yang meledak," kata Saiman. Kerusakan pada kapal yang berdaya tampung sekitar 10 orang ini dijumpai pada ambruknya atap atau rumah-rumahan untuk melindungi para penumpang dari panas terik matahari.

Penggiat Tim SAR Wijayakusuma Cilacap, Prof Dr Fauza Atas Munandar ketika ditemui mengatakan usai kejadian para korban segera dilarikan ke RS Santa Maria. Ia bersyukur, kejadian tersebut tidak terjadi saat kapal berada di tengah samudera karena bisa lebih parah dampaknya bagi penumpang.

Ditanya soal dugaan penyebab kebakaran tersebut, Atas belum mau menduga-duga. Ia serahkan kepada pihak berwajib untuk melakukan pemeriksaan kapal. Saat ini kapal tersebut berada di dermaga Sentolo Kawat.

Kapolres Cilacap, AKBP Rudi Darmoko saat dihubungi belum mengangkat telepon serta menjawab pesan singkat terkait langkah kepolisian mencari sumber ledakan.

Sedekah laut merupakan tradisi tahunan yang dilakukan nelayan di Cilacap. Acara yang dilakukan pada Jumat Kliwon di bulan Suro atau Muharam ini dilakukan dengan kirab joleng atau sesaji berupa potongan kepala sapi atau kerbau atau kambing dan sesaji lainnya yang dihanyutkan di Samudera Hindia. Kirab joleng dimulai di Pendopo Kabupaten Cilacap berjalan kaki sekitar lima kilometer menuju Teluk Penyu.

Di pantai Teluk Penyu, sejumlah joleng dari perkumpulan nelayan kemudian dinaikkan perahu untuk ditenggelamkan. Acara budaya ini disaksikan ribuan orang yang memadati Teluk Penyu dan alun-alun Cilacap.

No comments:

Post a Comment